CONTOH CERPEN BAHASA INDONESIA
Di
kesunyiaan malam yang pekat tanpa bintang, tiba tiba secercah cahaya lewat di
pandangan mata yang kini mulai menua.
“ini masa laluku, ketika aku masih menjadi pemuda yang tangguh saat tulang tulangku masih sekeras baja.” ujarku dalam dunia yang tak ku mengerti.
“ini masa laluku, ketika aku masih menjadi pemuda yang tangguh saat tulang tulangku masih sekeras baja.” ujarku dalam dunia yang tak ku mengerti.
Leo
adalah aku, aku seorang pria tua yang entah mengapa masuk kembali ke dalam masa
lalu ku sendiri.
“Wah itu juga aku, saat aku bertanding sepak bola saat kaki kaki mungil masih kuat menginjak rerumputan yang luas.” aku sambil menunjuk diriku sendiri yang saat itu masih anak anak.
“Wah itu juga aku, saat aku bertanding sepak bola saat kaki kaki mungil masih kuat menginjak rerumputan yang luas.” aku sambil menunjuk diriku sendiri yang saat itu masih anak anak.
Keadaan
di sekitarku berubah lagi ini masa dimana cinta di persatukan.
“mau kah engkau menerimanya sebagai istrimu dalam keadaan suka dan duka?” tanya seorang pendeta.
“Aku akan menerimanya dalam keadaan apapun.”
Aku memandangi diriku sendiri, sepertinya tuhan sedang membawaku pada masa masa dimana Dia sedang mengingatkanku makna kehidupan terjadi.
“Dalam kenangan serta kisah kisah kehidupan selalu terjadi makna tersirat.” Ucap seseorang yang kini memegang tangan kananku yang tak lain adalah istriku.
“mau kah engkau menerimanya sebagai istrimu dalam keadaan suka dan duka?” tanya seorang pendeta.
“Aku akan menerimanya dalam keadaan apapun.”
Aku memandangi diriku sendiri, sepertinya tuhan sedang membawaku pada masa masa dimana Dia sedang mengingatkanku makna kehidupan terjadi.
“Dalam kenangan serta kisah kisah kehidupan selalu terjadi makna tersirat.” Ucap seseorang yang kini memegang tangan kananku yang tak lain adalah istriku.
Wiiing…
Aku tersadar ternyata itu tadi hanya halusinasiku. Kejadiaan itu terjadi
mungkin atas dasar kerinduanku tentang masa masa lampau. Kini aku hanya mampu
tersenyum kepada seorang wanita tua, wanita yang sangat aku cinta dalam suka
maupun duka.
“Sekarang waktunya untuk kita istirahat panjang menanti datangnya cinta kasih untuk memberikan cahaya pada gelap dan rapuh nya jiwa ini.” ujar Istriku.
Aku tersenyum menghadap kepadanya, kemudian memegang tanganya yang kriput seolah tidak mampu dibedakan lagi oleh jari jariku yang sama sepertinya, dan aku mencium tanganya sambil mengatakan “Terimakasih sayang, Aku mencintaimu dalam damai dan kebebasan, Terima kasih telah menjadi bagian dari kisahku sampai titik ini.”
“Sekarang waktunya untuk kita istirahat panjang menanti datangnya cinta kasih untuk memberikan cahaya pada gelap dan rapuh nya jiwa ini.” ujar Istriku.
Aku tersenyum menghadap kepadanya, kemudian memegang tanganya yang kriput seolah tidak mampu dibedakan lagi oleh jari jariku yang sama sepertinya, dan aku mencium tanganya sambil mengatakan “Terimakasih sayang, Aku mencintaimu dalam damai dan kebebasan, Terima kasih telah menjadi bagian dari kisahku sampai titik ini.”
Comments